BalapMotor.Net – Kembali membahas mengenai rekor time sport 150 yang dipecahkan oleh Reynaldi Pradana dari tim amaha Yamalube Aspira Premio FSCM WJ72 EGP HDS Racing, kita mau bahas sedikit nih mengenai motor Yamaha R15 garapan mekanik senior Hawadis.
Mencetak time 1 menit 48,548 detik, Reynaldi memecahkan best time dari Richard Taroreh dari tim Yamaha Yamalube Jasti Putra NHK FDR 549 Kaboci dengan time 1 menit 48.705 detik pada saat babak QTT hari Sabtu kemarin (15/10).Keberhasilan Reynaldi Pradana berlanjut dengan menjuarai race 1 yang berlangsung dengan jeda beberapa jam saja.
Ternyata nih, motor Yamaha YZF-R15 yang dipacu oleh Reynaldi Pradana tersebut mampu menembus 15.200 RPM saat babak QTT. Ini tentunya merupakan putaran mesin yang sangat maksimal. Perlu diketahui juga bahwa Yamaha YZF-R15 pacuan Richard Taroreh sendiri hanya berkitir tidak sampai 14.800 RPM.
Baca Juga : Gantikan Wahyu Aji, Rere Pecahkan Rekor Time Sport 150 Kejurnas IRS, Head Baru Jadi Kunci
Bobot dari Reynaldi Pradana yang lebih berat dibandingkan Richard tentu saja membuat mesin tungganganya bisa berkitir lebih cepat. Namun dengan berkitir lebih cepat pastinya daya tahan mesin yang menjadi taruhannya. Apalagi bermain di sirkuit Sentul yang treknya cukup panjang dan membuat motor harus digaspoll cukup lama.
“Saat babak QTT saya ngecek ternyata motor Rere RPMnya sampai 15.200, maka langsung saja saya berusaha untuk menguranginya,” ungkap Hawadis yang berusaha mengurangi kompresi dari motor Rere setelah mengetahuinya.
Mengenai rahasia mesin Yamaha YZF- R15 bisa berkitir sampai 15.200 rpm sendiri ternyata karena riset head dari Hawadis yang telah berhasil.Hawadis terus meriset head dan dibuat melalui mesin CNC porting di SND Racing Bandung.
Material Sekarat
Namun ada tapinya nih, ternyata meskipun sudah menemukan korekan maksimal, namun Hawadis masih terkendala akan kualitas dari komponen mesin. Ini tentunya karena mesin dipaksa berkitir sangat cepat.
Ini terbukti pada race 2 dimana motor Yamaha YZF-R15 pacuan Rere tidak mampu bertahan lama. Begitu juga dengan yang dipacu oleh rekan setim Rere yaitu Febrianus Balank yang sempat memimpin dari awal hingga pertengahan race.
Kedua motor tersebut mengalami masalah yang sama yaitu patah klep. Hawadis juga menambahkan sebenarnya kalau balapnya di trek yang lebih kecil misalnya di Motorprix akan berbeda ceritanya.
“Riset head sudah sangat maksimal, namun sayang sekali tidak diimbangi material klep yang mumpuni.”Kalau di trek kecil kan mesin berkitir maksimal hanya beberapa saat saja, beda dengan disini yang harus bertahan cukup lama di puncak. Kedepannya kita akan mencoba menggunakan klep yang lebih bagus seperti berbahan titanium.” terang Hawadis.
“Kita sudah memesan ke Yamaha yaitu klep titanium dari Yamaha R6.Saya kira klep R6 mampu karena standarnya motor tersebut bisa bergasing sampai 16.000 RPM.” tambah Hawadis yang cukup optimis di seri selanjutnya.
So, kita tunggu saja riset para mekanik Indonesia.|Luvo