Pra PON Sentul, Balap Motor Standar Dibutuhkan Pembalap Smart

Balap dengan motor standar diperlukan pembalap Smart
LENKA MiniGPSSS Racing

BalapMotor.Net – Pertarungan di kelas 125cc gelaran Pra PON XIX Jawa Barat yang berlangsung di sirkuit Sentul Karting (5/10) memang cukup seru. Pertarungan pembalap di bawah 20 tahun menggunakan motor yang sama yaitu Honda Blade Injeksi menjadi tolok ukur bagaimana skill dari mereka.

Di barisan depan, para pembalap muda belia yang penuh prestasi saling menunjukan kemampuanya untuk jadi yang terdepan. AM Fadly ( Pembalap asia 250cc ), Gery Salim ( 5 besar GP-3 Jepang), Rheza Danica ( pimpinan klasemen IP 110), Awhin Sanjaya ( Juara Nasional Motoprix MP3 dan MP4 ) mereka mempertontonkan kemampuan terbaiknya di barisan depan. Secara skill tentu saja mereka tidak perlu ditanyakan lagi.

NHKhelm
Irwan Ardiansyah , skill sudah terlihat merata
Irwan Ardiansyah , skill sudah terlihat merata

” Menurut saya skill mereka cukup merata, dan itu bukan hanya yang di barisan depan saja, yang di belakang juga menurut saya sudah cukup bagus. ” tutur Irwan Ardiansyah pembalap senior Indonesia yang kali ini menjadi manajer dari tim Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menurut pandangan BalapMotor.Net, membalap menggunakan motor standar itu pembalap dituntut untuk bisa memahami karakter motor, terutama torsinya. Supaya power yang digunakan lebih maksimal. Torsi itu sangatlah penting apalagi semua pembalap menggunakan motor yang sama speknya. Jadi yang jawara di balapan dengan motor standar ini adalah pembalap yang smart. Smart disini adalah pembalap yang mempunyai skill yang mumpuni dan mengenal karakter motor yang kendarai.

Ahmad Jayadi Bobot harusnya ada batasan minimalnya
Ahmad Jayadi Bobot harusnya ada batasan minimalnya

Sama seperti yang Ahmad Jayadi utarakan soal bobot yang dibebaskan di balapan Pra PON XIX kali ini sepertinya patut untuk dipikirkan lagi. Karena di balapan standar itu power weight ratio sangat berperan. Jadi dengan motor standar yang mempunyai power sekitar 9 HP harus membawa  berat badan pembalap dan berat motor. Jadi bobot pembalap yang ringan tentu saja bakalan lebih unggul. Namun itu buka jadi harga mati, karena skill pembalap bisa menutupnya. Kalau ga percaya lihat deh di hasil QTT ada beberapa pembalap berbadan lebih yang mampu mendapatkan hasil maksimal.

” Untuk bobot memang seharusnya ada batasan minimal, biar lebih adil lagi pertarunganya. ” tutur Ahmad Jayadi pembalap legenda Indonesia saat ditanyai soal bobot di balap motor PON. [ luvo ]

Pra PON Sentul, Balap Motor Standar Dibutuhkan Pembalap Smart

Balap Motor Standar pabrik
Balap Motor Standar pabrik
VND RacingVND RacingPARD
Artikulli paraprakPra PON Sentul, Perubahan Sistem Di Kelas 125 cc, AM Fadly Jawara
Artikulli tjetërKawasaki Ninja Jogjakarta : Berani Tampil Beda Dan Juara
Media Balap motor online terpercaya, terupdate, terpopuler untuk pecinta dan pelaku balap motor di Indonesia.