BalapMotor.Net – Mulai musim balap 2017 ini, di gelaran Kejurnas Motoprix diberlakukan adanya usia minimal di setiap kelasnya. Di kelas MP5 dan MP6 misalnya, usia minimal di kedua kelas ini dibedakan. Untuk kelas MP5 minimal adalah berusia 12 tahun dan maksimal 16 tahun. Sementara itu untuk kelas MP6, usia minimalnya adalah 10 tahun dan maksimal 14 tahun, untuk lengkapnya silahkan cek disini.
Dengan ini dapat dipastikan bahwa para pembalap yang berusia dibawah 10 tahun belum diperbolehkan untuk turun di Kejurnas Motoprix. Mengenai alasan pembatasan ini, pastinya adalah demi keselamatan buat si pembalap tersebut.
Nah, yang jadi pertanyaan disini adalah bagaimana nasib pembalap yang usianya dibawah 10 tahun. Mereka dapat dipastikan tidak boleh turun di Motoprix nih, lantas mau balap dimana.
Dedy Permadi, mantan pembalap yang sekarang lebih konsen menjadi seorang pelatih balap ikut sumbang saran mengenai hal ini. Pemilik sekolah D45 Racing Academy yang banyak mendidik pembalap cilik ini memberikan saran agar dibuatkan kelas khusus untuk para pembalap cilik dibawah 10 tahun.
“Harusnya dibikinkan wadah sendiri untuk para pembalap yang umurnya belum sampai dengan regulasi. Misalnya dibuat kelas motornya benar-benar standar hanya boleh dimodif hanya kaki-kakinya saja. Kalau itu cenderung mendidik anak-anak berkompetisi dan membangun mental yang bagus. Kenapa mentalnya bagus, ya karena yang ditarungkan skill mas kalau motornya standar gitu,” ungkap Dedy Fermadi yang juga sedang terus mendidik anaknya yang masih berusia 4 tahun untuk jadi pembalap.
Mengenai ide dari Dedy Fermadi ini, penulis juga sangat setuju. Jadi yang dimaksud Dedy mengenai kaki-kaki yang boleh dimodifikasi adalah motor bisa dimodif jadi lebih pendek dan lebih safety untuk anak dibawah 10 tahun.
Selain itu, dengan adanya regulasi spek standar juga bisa dipastikan bahwa nantinya bisa dijadikan ajang pembuktian motor standar mana yang kenceng buat balap. Kalau begini kan buat promosi juga cukup bagus. So, semoga saja Ikatan Motor Indonesia (IMI) kedepanya membuat wadah buat para generasi penerus ini. | Luvo