BalapMotor.Net – Paco Sanchez, manajer dari Joan Mir mengungkap cerita haru mengenai perjalanan karir Joan Mir di ajang balap dunia. Joan Mir diceritakan sempat kesulitan mendapatkan tim balap di ajang MotoGP pada 2014.
Awal mula Paco Sanchez menjadi manajer Joan Mir sendiri adalah sejak 2013. Saat itu, Paco diberitahukan temannya bahwa ada pembalap berbakat yang ingin mengikuti ajang Red Bull MotoGP Rookies Cup (RBMRC), dia adalah Joan Mir.
Perlu diketahui bahwa Paco Sanchez merupakan manajer pembalap yang cukup sukses menaungi beberapa rider hebat. Sebut saja Maverick Vinales, Aleix Espargaro, Tito Rabat, Julian Simon, Jordi Torres, Toni Elias, Sebastian Porto, Marc Coma dan Jordi Tarrer.
Lalu, Paco menghubungi Alberto Puig yang saat itu jadi penanggung jawab RBRMC dan Puig mengatakan bahwa Joan Mir membuat kesan yang baik dan berbakat. Pada musim pertamanya di RBMRC 2013, Joan Mir mampu berada di posisi ke-9 klasemen akhir.
Kesulitan Dapat Tim di 2014
Lantas pada musim keduanya di 2014, Joan Mir mampu menjadi runner up dibawah Jorge Martin. Meskipun menjadi runner up pada gelaran RBMRC, tetapi ternyata Paco kesulitan saat menawarkan bakat Joan Mir ke tim-tim balap di MotoGP baik kelas Moto3 maupun Moto2.
Baca Juga : Profil Joan Mir, Si Konsisten Calon Kuat Juara Dunia 2020
“Saya pergi ke setiap tim Moto3 dan Moto2 di GP, mengetuk dan memuji Joan untuk musim 2015. tidak ada yang menginginkan dia. Juga tidak ada minat pada World Supersport,” ungkap Paco Sanchez.
Paco Sanchez juga mengatakan bahwa orang tua Joan Mir juga tidak mempunyai uang untuk bisa “membayar” agar bisa masuk ke tim di GP. “Tapi orang tuanya tidak punya uang, kami hanya menawarkan bakat membalap,” ungkap Paco.
Dititipkan Di Tim Termiskin di FIM CEV
Akhirnya, jalan terakhir adalah Paco harus mencari sumber dana untuk memasukan Joan Mir ke ajang Moto3 FIM CEV. “Akhirnya saya mendapatkan sejumlah uang dan menempatkan Joan di salah satu tim CEV Moto3 termiskin. Tahun 2015 ia harus memacu motor spek 2012 dan melawan tim-tim dari Alzamora-Monlau dan Ajo Motorsport yang praktis di jalan dengan materi Kejuaraan Dunia,” terang Paco.
Meski dengan pacuan yang sebenarnya mempunyai spek yang kalah, tetapi Joan Mir mampu unjuk gigi. Joan Mir yang dititipkan di tim Machado Leopard Came ini mampu jadi jawara pada putaran pembuka. Lalu pada dua race berikutnya gagal finis.
Pada tiga race berikutnya, Joan Mir menjadi juara lagi. Untuk lawannya sendiri waktu itu adlaah Nicolo Bulega, Albert Arenas, Aron Canet, Jaume Masia dan Khairul Idham Pawi, pasti balap mania tidak asing dengan nama tersebut.
Karena penampilannya yang apik di FIM CEV tersebut, meski akhirnya hanya ke-4 di klasemen akhir, tetapi Joan Mir akhirnya diberikan kesempatan untuk tarung di ajang Moto3 World Championship pada musim 2016 tepat saat Joan Mir memasuki usia 18 tahun..
“Untuk 2016 kami mendapatkan kontrak dengan Lepoard – KTM, dia memenangkan GP Austria, dan mendapat beberapa podium lagi. Kami tetap bersama Leopard untuk 2017. Mir memenangkan gelar Juara Dunia Moto3 dengan Leopard Honda di 2017 dengan 10 kemenangan daalam 18 balapan,” terang Paco.
Setelah Juara Dunia Moto3 di 2017, pada 2018 Joan Mir membalap satu musim bersama tim Marc VDS di kelas Moto2 dan berpindah ke MotoGP pada musim 2019 sampai pada 2020, Joan Mir menjadi kandidat Juara Dunia MotoGP.