Teratai Racing, Potensi Tim Banyumas Paling Berbahaya

Teratai Racing Team | Foto: Richard
LENKA MiniGPSSS Racing

BalapMotor.Net – Mungkin nama tim ini memang belum terlalu eksis di blantika drag bike Indonesia. Namun untuk kawasan Banyumas dan sekitarnya, nama tim ini sangatlah diperhitungkan. Ya, Teratai Racing adalah tim lokal asal Banyumas, Jawa Tengah yang punya potensi besar untuk masuk ke jajaran pertarungan nasional.

Melirik squad kuda besi yang dimiliki juga dapat dibilang sudah lengkap. Spek Sport 2T TU 155cc, Sport 2T Standar 150cc, Bebek 4T TU 130cc dan Bebek 4T Standar 130cc adalah sederet kuda besi yang dimiliki oleh tim ini. Wahyu Surachman alias Mamank sendiri adalah mantan joki drag era 2000 awal. Pada era tersebut, Mamank masih satu angkatan dengan Eko Chodox, Antonius Petruk dan sederet pembalap senior lainnya, namun pada akhirnya Mamank lebih memilih untuk menekuni skill sebagai mekanik.

NHKhelm

Sampai saat ini, Teratai Racing masih mempercayakan urusan joki pada 2 joki pemulanya yaitu Briyan Ucil dan Tegar. Keduanya sudah sering menorehkan prestasi, khususnya di event lokal karesidenan. Keduannya memang belum banyak menorehkan prestasi di kelas open, karena memang masih pemula dan masih butuh banyak jam terbang.

Wahyu Surachman/Mamank adalah joki lawas yang beralih menjadi mekanik | Foto: Richard
Wahyu Surachman/Mamank adalah joki lawas yang beralih menjadi mekanik | Foto: Richard

“Untuk kekuatan motor memang tinggal butuh sedikit sentuhan saja mas. Seperti ninja TU rationya masih kurang close atau masih terlalu ringan. Begitu pula dengan 130 TU dan 130 standar yang masih pakai aplikasi ratio road race yang ringan. Namun dengan settingan tersebut, timer sudah menunjukkan progress yang lumayan”, ungkap Mamank yang bermarkas di Jl. Raya Sampang-Buntu, Karangsari, Banyumas ini.

Dengan ratio yang masih terlalu ringan, ninja TU sudah bisa berlari di 7,4 detik. Untuk 130 TU sudah bisa berlari 8,5 detik, 130 standar sudah bisa menyentuh 8,8 detik dan ninja standar tembus 7,6 detik. Spek ninja TU nya juga sudah mirip-mirip dengan mekanik papan atas lainnya. Lihat saja lubang ex nya dibuat 29,7 dan lebar 40,8. Volume head berada diangka 14,2 dan pengapian memakai ninja “jawa” atau ninja lawas. Urusan CDI memakai copotan RGR, bandul ZX dan karburator 38 Airstrike Selenoid.

“Sebenarnya lubang porting di ninja TU masih terlalu kecil mas, soalnya untuk mengimbangi joki kami yang memang masih pemula. Untuk kedepannya pasti akan mengalami riset lanjutan supaya joki dan motor juga berkembang”, tambah Mamank yang bisa dihubungi di 08971682003.img_1655

Pada motor 130 TU, Mamank memakai bobot magnet 500 dan balancer 250 sedangkan untuk 130 standar, bobot magnet 850 dan balancer 550. Selain masih butuh riset, masalah yang dimiliki Teratai Racing tentu sama dengan tim-tim lokal lainnya. Segi biaya memang menjadi masalah utama. Bukan sekedar kata, riset dan dana adalah 2 kata yang sangat berkaitan.

Oke, mari kita dukung terus tim-tim lokal di daerah kita, supaya mampu bersaingan di kelas yang lebih tinggi. Khususnya untuk daerah Banyumas, masih sangat jarang ada joki yang mampu tembus hingga level open/terbuka. #MariBerprestasi [ richard ]img_1656 img_1662 img_1677 img_1678 img_1682

VND RacingVND RacingPARDPremium
Artikulli paraprakBagi Petrucci, GP17 Luar Biasa Performanya
Artikulli tjetërCoco Jhon Purbalingga Kembali Ke Jalur Juara
Mahasiswa Semester akhir Universitas Jendral Soedirman Purwokerto yang hobi di dunia balap khususnya Drag Bike