BalapMotor.Net – Perkembangan dunia balap Indonesia khususnya Road Race memang sudah lumayan maju, meski tahun ini tidak ada pembalap kita yang turun di ajang MotoGP, namun yang turun di ajang internasional semakin banyak saja. Namun dibalik itu semua, regenerasi pembalap untuk selanjutnya malah terlihat kurang bergairah. Dan Itu terlihat pada saat gelaran Motoprix di region 2 Jawa.
Saat ini gelaran seri Motoprix malahan tidak jauh seperti dagelan dan mirip juga dengan Indoprix yang pesertanya tetap. Saat ini kelas-kelas di Motoprix dari MP1 sampai MP6 pesertanya itu-itu saja, meskipun berpindah lokasi balapanya. Untuk kelas Sedeed MP1 dan MP2 masih mendingan, karena peserta “ tetapnya” diatas 25 pembalap, untuk kelas pemula itu loh.
Di seri 1 saat Motoprix di Sentul dulu memang peserta di kelas MP4 dan MP4 memang lumayan dan harus ada banyak pembalap yang tidak lolos QTT seperti kelas Sedeed, namun di seri berikutnya, rata-rata hanya pas grid atau kurang. Yang lebih parah lagi kelas MP5 dan MP6, kelas yang digadang-gadang akan menjadi kelas dimana muncul bibit-bibit pembalap muda dibawah umur, malah sangat sepi pesertanya. Ada apakah dibalik semua ini, apa karena biaya balapan mahal, atau bagaimanakah. Jika dilihat karena biaya balap mahal, namun nyatanya di balapan kejurda seperti di Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur contohnya, peserta selalu membludak kok.
Namun menurut salah satu anggota IMI, yang juga pegiat balap motor dan juga promotor balap Arifin Subehan berbeda. Menurut pria asli Purwokerto ini malah tidak mempersoalkan jumlah peserta pemula yang sedikit. ” Kalau menurut saya sih tidak ada masalah, karena prinsipnya kan kalau Motoprix memakai batasan usia dan Kejurda tidak memakai batasan usia untuk kelas pemula, jadi bakalan lebih banyak peserta pemula di Kejurda. Ditambah lagi faktor motor, mereka yang tim Privater mesti takut sebelum bertanding, karena rata-rata tim di Motoprix kan di back up pabrikan. ” tutur Arifin Subehan saat ditanyai BalapMotor.Net setelah balapan Motoprix di Cimahi.
Banyak sih alasan lain mengapa pembalap yang enggan ikutan event Motoprix yang notabene Kejurnas, seperti ada yang beralasan karena pendaftaran yang mahal, ada juga yang mengatakan kalau mereka lebih fokus di Kejurdaan, namun menurut BalapMotor.Net sih Cuma berbeda sedikit, yang jelas jika ingin berkarier pastinya nambah dikit buat mengadu skill dan mental si pembalap di ajang Motoprix tambah sedikit ga masalah kan?.
Semoga saja pihak yang terkait dengan ini, seperti PP IMI, Pengprov IMI, tim balap dan juga pembalap bisa berembug tentang hal ini agar balapan Motoprix bisa ramai kembali. luvo