BalapMotor.Net – Sejatinya, Stefan Bradl merupakan tes rider yang tidak mengikuti balapan secara reguler. Dia punya tugas menguji komponen baru pada motor tim pabrikan yaitu Honda Racing Corporation (HRC).
Boleh saja tes rider ikut balapan sebagi wildcard, namun ada batasanya. Tapi mengaca pada musim 2020 lalu, Stefan Bradl justru tampil melebihi batas wild card yaitu 3 seri. Bradl tampil 11 kali dari 14 balapan untuk menggantikan Marc Marquez yang mengalami cidera.
Hal tersebut lah yang menjadi sorotan beberapa pihak saat ini. Ikutnya Bradl melebihi batas aturan dinilai kurang adil dan menguntungkan untuk Honda. Pasalnya, Bradl bisa mencoba komponen baru pada motor kapan saja, berbeda dengan pembalap reguler yang dibatasi.
Sebagai contoh, akhir Desember tahun lalu ia sudah mencoba melakukan tes dengan RC213V-nya, dilanjut Januari 2021 ini yang ia lakukan beberapa kali. Sementara pembalap reguler MotoGP sejak Desember sudah tidak boleh menggunakan motor utama samapi tes resmi di Qatar Maret mendatang.
MSMA (Motor Sport Manufacturer Association) sudah lama membicarakan tentang distorsi dan keuntungan yang diperoleh Honda ini. Mereka tidak percaya sekelas tim besar Repsol Honda tidak mampu mencari pembalap pengganti Marquez.
“Honda pasti mendapat keuntungan tahun lalu berkat test rider Stefan Bradl. Sebagai tim juara dunia, HRC memiliki peluang pengujian karena hanya tim konsesi yang akan melakukannya. Ini tidak adil bagi produsen lain. Inilah mengapa kami akan membahas fakta bahwa test rider di masa depan bisa menjadi pembalap pengganti hingga tiga atau empat kali dalam semusim,” jelas Pit Beirer, Direktur Motorsport KTM.
Dan pada musim ini pun, diprediksi Bradl masih menjadi pembalap Repsol Honda untuk menggantikan Marquez yang belum juga menunjukan tanda-tanda akan kembali dalam waktu dekat.