BalapMotor.Net – Sistem pembagian grup pada sesi kualifikasi Kejurnas Oneprix putaran perdana 2019 di Tasikmalaya (6-7/7) hampir menyerupai sistem Q1 dan Q2 di MotoGP. Jadi 38 pembalap peserta kelas expert di Oneprix Tasikmalaya 2019 saat QTT dibagi menjadi 2 grup yaitu grup A dan B.
Untuk grup A dan B sendiri dibagi sesuai dengan posisi pada sesi free ptactice (FP). Pastinya para pembalap yang mencetak best time bagus akan bergabung dalam satu grup yaitu di grup A, dan posisi dibawahnya akan gabung di grup B.
Ini membuat peserta yang di grup A akan bisa lebih mudah mendapatkan moment untuk mencetak best time terbaik karena yang ada pada grup tersebut merupakan 20 pembalap terbaik di FP. Sebaliknya yang di grup B dimana diisi oleh pencetak time di posisi 21-38 di FP pastinya akan sulit bisa mencetak best time lebih baik dari grup A.
Buktinya, pembalap yang lolos menuju race final, semuanya dari grup A yaitu 20 pembalap. Nah yang dari grup B sendiri hanya ada 4 pembalap saja yang lolos menuju race final. Sebenarnya memang kejam, tetapi Rusman Fadhil malah menyukai sistem seperti ini.
Dengan sistem seperti ini, menurut Fadhil para pembalap diharuskan sudah gaspoll sejak sesi FP.Ini membuat para pembalap sudah tidak lagi saling tunggu-menunggu yang akan mengganggu dan terkadang membahayakan.
“Saya malah sangat senang dengan sistem seperti ini, jadi para pembalap sejak sesi FP sudah mencari waktu terbaik dan tidak saling menunggu. Soalnya kalau pembalap saling menunggu itu mengganggu mas,” ujar Rusman Fadhil yang kali ini membela tim Bromo Jaya Mix.
Rusman Fadhil sendiri mengakui bahwa dirinya sendiri merupakan pembalap yang sudah mencari moment b est time sejak sesi FP. “Kalau saya dari dulu kalau di FP sudah gaspoll mencari time terbaik mas,” tambah pembalap asal Merauke, Papua ini.| Luvo