Profil Syamsul Arifin : Awali Karier di Motocross, Mengaku Sempat Terpuruk

Syamsul Arifin
LENKA MiniGPSSS Racing

BalapMotor.Net – Nama Syamsul Arifin saat ini merupakan salah satu pembalap expert papan atas Indonesia. Syamsul Arifin yang masih berusia 22 tahun ini sendiri ternyata mengawali karier balap dari ajang Motocross.

Mulai terjun balap pada 2007, Syamsul Arifin pernah menimba ilmu di sekolah balap milik Irwan Ardiansyah. Sebelum berpindah balap road race pada 2011, Pipin sapan akrab Syamsul Arifin sempat bertarung memperebutkan gelar juara nasional SE65cc pada tahun 2010.

NHKhelm

Tetapi, karena mengalami kecelakaan yang membuatnya patah kaki, Pipin akhirnya memilih beralih ke balap road race yang dianggapnya mempunyai resiko lebih kecil. “Pada 2011 akhirnya saya meminta orang tua untuk beralih balap road race yang resikonya lebih kecil,” ungkap Syamsul Arifin.

Syamsul Arifin saat masih balap Motocross

Pada tahun 2011 sendiri Pipin membalap bersama mekanik asal Klaten yaitu Agus Klaten dan tergabung di tim Yamaha SND. Pada musim perdananya balap road race, Pipin sendiri cukup tampil apik dan beberapa kali podium juara. Padahal waktu itu lawan Pipin merupakan pembalap istimewa.

Sebut saja, Galang Hendra, Gerry Salim, Rheza Danica, Ervantona dan banyak lagi lainnya. Pada 2012 sendiri Pipin tetap membalap pada kelas MP5 dan MP6, lalu pada 2013 dan 2014 Pipin naik level di kelas MP3 dan MP4. Bersama timnya sendiri yaitu SMR, Pipin juga tampil cukup apik pada 2013 dan 2014.

Syamsul Arifin bersma tim sendiri di 2014

Pada 2014 Pipin mampu jadi juara umum YCR serta runner up di Kejurnas Motoprix. Dengan prestasi ini lantas Pipin naik level ke seeded pada 2015 dan bergabung dengan tim Honda Kawahara. “Saya memilih naik kelas mas, soalnya kalau tetap di pemula gimana gitu, menang biasa saja, kalau kalah gimana,” terang Pipin.

Bersama tim Honda Kawahara, Pipin mendapatkan prestasi terbaik dengan podium sekali di HDC pada 2015. Pada 2016 sendiri, Pipin akhirnya ditarik oleh tim ART Yogyakarta yang saat itu masih dibackup Fasttech Jogja. Bersama tim ART, Pipin mampu podium sekali di Motoprix Malang.

Pipin saat 2015 bersama Honda Kawahara
Terpuruk di 2017 Awal

Dengan prestasi yang kurang moncer di 2016, akhirnya Pipin yang saat itu tubuhnya cukup besar terpuruk di tahun 2017. “Tahun 2017 saya tidak dapat tim mas, bobot saya saat itu sekitar 85kg. Itu adalah masa paling terpuruk sepanjang karier balap saya,” ungkap Pipin.

Pada pertengahan 2017, tim asal Kalimantan yaitu Dits Racing Palangkaraya menawari Pipin untuk tarung di 4 putaran tersisa Motoprix Kalimantan. Tetapi, Fairid Naparin yang saat ini merupakan Walikota Palangkaraya selaku owner tim memberikan syarat terhadap Pipin.

Pipin saat membela tim Dits Racing pada pertengahan 2017

“Pada pertengahan 2017 saya ditawari sama tim Dits. Oleh Pak Walikota sendiri saat itu saya diberikan motivasi dan disuruh untuk menurunkan berat badan, dan dia ikut membantunya mas. Akhirnya saya bisa menurunkan berat badan dan di akhir tahun beratnya hanya 65an,” terang Pipin.

Bersama tim Dits Racing sendiri, Pipin mampu kembali percaya diri dan beberapa kali mampu bikin geger Motoprix Kalimantan. Selain tampil bersama Dits Racing, Pipin juga beberapa kali balap bersama tim Bromo Jaya Mix di Motoprix Jawa pada akhir tahun 2017.

Barulah pada tahun 2018 pipin mendapatkan tawaran untuk balap di Jawa dari tim Yamaha Oryza Motorsport. Tim yang dinahkodai oleh Bima Aditya ini yang sampai saat ini menjadi naungan seorang Syamsul Arifin. Bersama tim yang di tahun 2019 berganti nama jadi Yamaha Aira ini Pipin mampu menunjukan eksistensinya. | Luvo

Syamsul Arifin saat berlaga di YCR Boyolali 2020
Pipin saat di ART pada 2016
Podium Pipin saat awal-awal balap di YCR Malang 2011 | Foto : Dapurpacu
VND RacingVND RacingPARD
Artikulli paraprakMotoGP Prancis 2020 Resmi Ditunda Akibat Covid-19
Artikulli tjetërCegah Penyebaran Covid-19, Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Stop Produksi Hingga 19 April 2020
Pimpinan redaksi di BalapMotor.Net yang gila balap sejak kecil dan mulai menjadi jurnalis balap sejak 2013