Bersiap Tarung di Asia Talent Cup, Agung Didu Memilih Fokus Latihan Dengan GP Mono

LENKA MiniGPSSS Racing

BalapMotor.Net – Bagi pecinta balap nasional, pasti tau dong bocah fenomenal asal Sulawesi yaitu Mohammad Agung Didu. Pembalap yang bikin gempar dunia balap nasional pada awal kemunculannya pada beberapa tahun silam. Waktu itu Agung mulai turun balap bebek di usia 6,5 tahun.

Untuk musim 2018 sendiri, Agung Didu yang saat ini dijuluki Santri Racing ini akan membalap di ajang Asia Talent Cup (ATC). Pembalap yang lahir pada 26 April 2003 atau saat ini belum genap berusia 15 tahun ini terpilih saat seleksi ATC di sirkuit Sepang, September tahun lalu.

NHKhelm

Guna mempersiapkan diri tarung di ajang ATC, ternyata Agung Didu saat ini menetap di Kabupaten Bogor, tepatnya di wilayah Sentul. Ini tentunya agar Agung Didu bisa lebih sering berlatih balap di sirkuit Sentul baik besar maupun  karting.

“Saya sekarang terus mempersiapkan diri untuk bisa maksimal saat balapan di ATC nanti mas, doakan yah mas,”ucap Agung Didu.

Agung Didu dibelikan oleh ayahnya kuda besi GP Mono Moriwaki yang mempunyai basis mirip dengan kuda besi Moto3 yang dipakai di ajang ATC. GP Mono berkelir merah tersebut sengaja dibeli oleh Fahrul Didu sang ayah untuk berlatih Agung Didu.

Bersiap Tarung di Asia Talent Cup, Agung Didu Memilih Fokus Latihan Dengan GP Mono
Fahrul Didu sang ayah yang terus support sang anak

“Saya beli motor ini agar Agung bisa cepat beradaptasi di ajang ATC. Basis motornya sendiri kan tidak jauh beda,”ujar Fahrul Didu saat ditemui langsung penulis di sirkuit Internasional Sentul.

Mengenai GP Mono yang dibelinya, ternyata perawatannya tidak seribet kuda besi MP. Selain itu harga belinya juga tidak semahal yang ada dipikiran balap mania pastinya.

“Untuk harganya saya beli tidak sampai 60 juta. Untuk perawatannya jauh lebih ringan dibandingkan dengan motor balap MP. Jadi tidak rugi kalau memilih GP Mono untuk latihan,”tambah Fahrul Didu yang mantan pembalap di era 90an ini.

Sekilas mengenai GP Mono sendiri merupakan motor balap dengan sasis prototype namun dicangkoki mesin Spesial Engine Motocross. GP Mono sendiri berkembang di Jepang pada taun 2010an dan di Indonesia juga pernah ada balap kelas GP Mono yang bergabung dengan Kejurnas Sport.| Luvo

VND RacingVND RacingPARD
Artikulli paraprakHujan Deras Membuat Tes Pra-Musim Hari Pertama Moto3 dan Moto2 di Valencia Tak Berjalan Sesuai Rencana
Artikulli tjetërBest Moment Kajen Open Drag Bike 4 Februari 2018
Pimpinan redaksi di BalapMotor.Net yang gila balap sejak kecil dan mulai menjadi jurnalis balap sejak 2013