BalapMotor.Net – Jelang penghabisan musim balap 2016, terdengar kabar akan adanya perubahan regulasi Ban di Motoprix musim depan. Kabarnya, ada wacana one make tire untuk Motoprix musim depan, namun ingat yah baru kabarnya. “ Saya malah belum dapat bocoran ini,” ujar Arifin Subehan dari komisi balap motor PP IMI yang dihubungi oleh penulis.
Sebenarnya regulasi one make tire sendiri sudah pernah diberlakukan beberapa tahun di Motoprix. Namun tetap saja, kabar akan regulasi one make tire di musim depan tentunya membuat pro dan kontra bagi pelaku balap di tanah air.
Dengan penggunaan ban yang sama, disini tentu saja membuat pembalap hanya fokus pada skill dan motor mereka. Karena mereka bersaing dengan ban yang sama. “ Kalau saya sih setuju saja mas, karena buat saya pribadi kita bisa mengukur kapasitas settingan motor dan juga skill kita,” ujar Wahyu Widodo pembalap dari tim Honda Kawahara FDR KYT NGK yang merupakan pembalap cukup senior di Indonesia ini.
Bagi pembalap memang seperti itu, namun tentunya berbeda bagi tim balap. Dengan adanya open tire tentunya pabrikan ban akan terus meriset dan terus meriset agar ban produksinya bisa semakin kompetitif di balap.
“Saya tidak setuju kalau one make tire di Motoprix,”ujar Slamet Suroto yang merupakan manajer dari tim ART Jogjakarta yang sudah menjadi manajer puluhan tahun ini.
Alasan dari Om Toto sapaan akrab Slamet Suroto adalah karena dia menganggap bahwa kondisi balapan saat ini sudah oke. “ Kondisi sekarang sudah oke, masing-masing produsen riset terus. Dengan ini, lama-lama kualitas ban akan meningkat, itu kalau dari segi kualitas,” tambah Om Toto yang tinggal di Jogjakarta ini.
Selain mengenai masalah kualitas ban, Om Toto juga menambahkan bahwa industri balap juga bakalan mendapatkan pengaruh jika regulasinya one make tire. “ Kalau one make tire nanti pabrikan ban lain akan malas untuk mengucurkan dana dan ini akan merugikan tim-tim balap. Balap sudah meriah, jangan terlalu banyak aturan yang nggak jelas lah,” tutup Om Toto yang timnya juga merupakan tim riset ban balap FDR.
Komentar dari pembalap sudah, kali ini penulis juga menanyakan akan hal ini terhadap Dodiyanto yang merupakan marketing product development dari PT. Gajah Tunggal TBK selaku produsen ban IRC dan Zeneos.
“ Saya tidak setuju kalau one make tire, karena dengan open tire kita bisa berlomba untuk meriset ban terbaik agar bisa kompetitif di balapan. Motoprix jangan dibandingkan dengan MotoGP karena pasti berbeda,” ujar Dodiyanto yang membocorkan akan meluncurkan ban balap terbaru di awal tahun 2017 nanti.
Wahyu Rusmayadi dari motorsport PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) ternyata juga tidak setuju juga akan adanya regulasi one make tire.
“ Sebelum putuskan open tire, imi seharusnya diskusikan juga dengan seluruh brand tire. Selain itu jika one make tire tidak ada tire competition. Sponsorship & branding tim juga harus jadi pertimbangan dari IMI. Branding logo di seluruh motor agar tidak ada perbedaan. Dan jangan sampai wearpack A tetapi motor pakai brand B kan lucu. Lalu bagi para pembalap dan tim juga tidak ada tire competition,” ujar Wahyu Rusmayadi yang juga merupakan manajer dari tim Yamaha Racing Indonesia di gelaran balap Asia.
Untuk alasanya sendiri, Wahyu Rusmayadi menjelaskan. “Adapun alasanya yaitu, 1.Semua brand buat ban berkompetisi agar punya ban kompetitif , 2. Tim-tim motorprix tdk semua big team , mereka juga ada yg membutuhkan sponsorship dari maker ban, 3. kecuali mau kasih ban gratis atau diskon khusus untuk peserta Motoprix kelas wajib.Dan jika one make harus ada testing pra musim utk seluruh tim mengetahui performa bannya. Intinya Safety first,” tambahnya.
So, semoga saja IMI akan memilih regulasi mana yang memang tepat untuk kemajuan balap tanah air. | luvo