BalapMotor.Net – Aprilia menjadi salah satu pabrikan yang melayangkan protes terhadap perangkat aerodinamika Ducati di MotoGP Qatar, meski begitu CEO Aprilia, Massimo Aprilia, tetap mengakui kemenangan Dovizioso di MotoGP Qatar, tak ingin kemenangan tersebut dibatalkan.
Kasus Aerodinamika ini belum menemui titik terang, setelah protes yang diajukan empat pabrikan ditolak oleh MotoGP Stewards Panel, akhirnya berlanjut ke pengadilan Banding FIM yang keputusannya baru akan diumumkan pada Jumat (22/3). Rivola beserta tim yang melayangkan protes akan berikan bukti pendukung, guna membuktikan bahwa apa yang digunakan Ducati sesungguhnya belum dilegalkan.
“Tidak boleh ada (perubahan pada) hasil retroaktif, Dovizioso tetap menjadi pemenang di MotoGP Qatar dan mari kita mulai menatap MotoGP Argentina, Ducati harus balapan tanpa perangkat (aerodinamika) di motor mereka. Biarkanlah dia tetap menang dan mulailah membahas aturan baru tentang hal ini,” ucap CEO Aprilia, Massimo Rivola dikutip dari laman motorsport.com.
Awal mula kasus aerodinamika karena Direktur Teknis MotoGP, Danny Aldrige, dinilai telah memberikan persetujuan kepada Ducati terkait perangkat aerodinamika di swing arm belakang Desmosedici GP19. Rivola sebut Aldridge melakukan kesalahan, karena tidak teliti dan tak mempertanyakan fungsi dari komponen tersebut.
“Saya pikir dia (Aldrige) memberikan persetujuan berdasarkan informasi yang dia miliki, itulah yang diberikan Ducati kepadanya. Tapi dia tidak melakukan pemeriksaan dengan teliti, dia mempercayai penjelasan mereka begitu saja,” papar Rivola.
“Jika dia bertindak dengan itikad baik, seharusnya saat ini dia menjelaskan bahwa terjadi kesalah pahaman, dan karena itu aturan harus diulang. Direktur Teknis seharusnya mengumpulkan lebih banyak informasi, kemudian menyusun dokumen teknis baru, dan aturan baru harus ditambahkan. Pada akhirnya kami semua pun merasa lebih bahagia,” lanjutnya. [DK]