BalapMotor.Net – Balapan kelas 150cc di ajang Indonesia Road Racing Championnship ( IRRC ) memang bisa dikatakan unik. Di balapan ini menggabungkan antara motor berjenis bebek atau underbone dan sport atau motor berbackbone.Kedua jenis motor ini diadu secara bersamaan dengan peraturan bobot minimal yang berbeda.
Di seri 5 IRRC yang berlangsung di sirkuit internasional Sentul (10-11/10), balapan kelas ini mampu menyuguhkan pertarungan yang cukup panas. Berbeda ketika IRRC digelar di Sentul Kecil atau di Bukit Peusar yang hanya diikuti oleh sedikit peserta, di seri 5 kali ini diikuti oleh 25 pembalap dari 3 pabrikan. Dan tim besar pabrikan seperti Yamaha SND, Yamaha Yonk Jaya, TJM, Yamaha HRP, Honda Kawahara, ART, Honda Sidrap, Honda Daya, Honda Oei turun di kelas ini.
Tentu saja ini menjadi kelas yang cukup seru untuk ditonton, meskipun yang datang menonton di tribun cuma berapa orang saja. Di seri ke-5 kali ini,ternyata motor bebek yang di seri 2 yang digelar di sirkuit Sentul Internasional tidak mampu melawan motorsport baik Honda maupun Yamaha, ternyata mampu jawara di 2 race.
Tammy Pratama dari tim Yamaha Yamalube KYT FDR SND yang menggunakan Yamaha Jupiter MX King mampu jawara di race 1, sedangkan di race 2 Hendriansyah dari tim Yamaha Nissin BRT HRP KYT FDR yang juga menggunakan Jupiter MX King yang jadi juaranya. Tetapi kemenangan mereka tidaklah mudah, karena perlawanan dari Rafid Topan dengan Suzuki Satria FUnya, serta perlawanan dari Honda CB150R yang dipacu oleh Aditya Pangestu dan Sudharmono dari ART, Wahyu Widodo dari Honda Kawahara Racing IRC KYT, dan juga perlawanan dari Yamaha R15 yang dipacu Rihard Taroreh dari Yamaha Yonk Jaya serta Steven Budiman dari tim ICE Hogo Stebo RT juga sangat keras.
Ditanya mengenai performa MX King motor bebek yang membawa Tammy juarai race 1, Tammy mengaku sangat senang dengan motor tersebut. “Motor ini handlingnya sangat enteng dan stabil di tikungan jadi sangat enak. Terlebih mesin yang powerful dengan power terus terisi mulai dari putaran bawah, tengah, hingga atas,” ujarnya. Sedangkan Hendriansyah yang memenangi race ke-2 memilih Jupiter MX King karena bobot motor yang sangat ringan “Saya pilih motor ini karena bobot motor yang sangat ringan,” ucapnya.
Namun dilihat dari race kemarin, sangat terlihat kalau saat ini motor-motor di kelas ini sudah sangat merata. Jika dibandingkan dengan di seri Sentul Internasional sebelumnya, Duet ART yaitu Aditya Pangestu dan Sudharmono yang menggunakan motor Honda CB150RR seperti sulit dikejar.
Namun meskipun demikian, serunya balapan anatara bebek dan sport ini belum tentu akan lanjut di musim balap 2016. Pencampuran antara dua gender motor ini dianggap masih tidak adil dan memang harus dipisah kelasnya.
Manajer Motorsport PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing yaitu Supriyanto salah satu yang menganggap demikian. Supriyanto mengatakan bahwa antara sport dan bebek memang harus dipisah. ” Yang jelas kelas ini tentunya harus dipisah antara bebek dan sport, kalau masih digabung seperti ini tentu saja ada regulasi yang akan menguntungkan salah satu pihak. ” tutur Supriyanto saat berbicara kepada beberapa media.
Dan perlu ditambahkan, dicampurnya antara bebek dan sport di IRRC ini ternyata yang juga mempengaruhi dukungan dari pabrikan untuk turun penuh di kelas ini, termasuk Yamaha Indonesia. [ luvo ]