BalapMotor.Net – Ini adalah duel terpanas di event drag bike Wonosari akhir pekan kemarin (26/2). BIsa dikatakan ini adalah duel senior-junior, duel Sanjaya Jet-PRK dan tentunya duel di catatan waktu 6,9 detik. Ya, dari data HASIL, terpampang jelas di kelas Sport 2T TU 155cc. Posisi teratas dipimpin oleh Eko Chodox dengan catatan waktu 6,960 detik. Di posisi kedua ada Gery Percil dengan selisih catatan waktu 0,020 detik yaitu 6,980 detik.
Pertama kita akan menganalisa dari prestasi Eko Chodox. Di event Pemalang awal tahun 2017 kemarin, Eko Chodox memang menggebrak dengan catatan waktu 6,983 detik di kelas Super FFA. Padahal waktu itu, Chodox belum pernah lakukan setting dengan motor. Posisi setang saja masih belum sesuai dengan postur dan gaya balapnya, namun sudah bisa cetak timer 6,9 detik.
Di event Wonosari kemarin adalah kedua kalinya Chodox tampil bersama ninja TU milik tim Sumber Agung. Motor garapan Setyoko Penceng (PRK) ini memang bisa dikatakan cepat beradaptasi dengan gaya balap Chodox. Keluhan Chodox pada tinggi setang, langsung direvisi oleh Penceng dengan melakukan re-bulid rangka. Alhasil di Wonosari kemarin Chodox mampu mempertajam waktunya menjadi 6,960 detik. Padahal kondisi sirkuit menanjak tepat di 50 meter pertama selepas start.
Beralih ke Gery Percil. Joki asal Madiun ini memang selalu bikin “geger” drag bike Jateng dengan prestasi-prestasinya yang mengejutkan. Seperti di event Slawi lalu, Gery Percil mampu tembus hingga 6,890 detik (kondisi sirkuit ideal) dengan motor Top N Duri Bambit Sanjaya. Sebelum event Wonosari, Yudha Kemo Sanjaya dan Gery memang rajin lakukan setting di Klaten, bahkan sempat tembus 6,8 detik disana. Motor yang digunakan adalah ninja TU milik SJP33 Modal Nekad, bukan motor yang digunakan Gery di Slawi lalu.
“Kalo untuk mesin memang tidak jauh berbeda. Revisi paling banyak saya lakukan di knalpot, sudut-sudutnya saya rubah sampe ketemu enak”, ungkap Yudha Kemo Sanjaya.
Namun sangat disayangkan, selepas start Gery Percil justru melaju kurang mulus. Namun Gery Percil masih bisa tembus di 6,980 detik, apalagi kondisi sirkuit menanjak. Bisa dibayangkan dong kalo sirkuit dalam kondisi ideal, timer berapa yang akan dicapai? Tentunya akan lebih tajam.
Sempat dinantikan juga tanding ulang Chodox dan Gery di kelas Super FFA. Namun karena hujan yang sempat mengguyur sirkuit Wonosari, maka timer yang keluar pun tidak maksimal. Bahkan Chodox dan Gery sama sekali tidak masuk dalam 5 besar podium di kelas Super FFA.
Jadi, siapakah yang akan konsisten menjadi yang tercepat selanjutnya? Akankah Chodox dan Gery masih mampu tembus di 6,9 detik? atau adakah joki lain yang mampu tembus 6,9 detik di awal musim 2017 ini? Jawabannya akan ada di event-event berikutnya, pastinya akan dibahas tuntas di media kesayangan balapmania ini. [ richard ]