BalapMotor.Net – Melihat dari hasil Pertamina Enduro KYT Trendy Drag Bike seri 4 yang berlangsung tadi 26 Oktober 2014, bisa kita simpulkan bahwa saat ini, ajang drag bike sudah tidak dikuasai oleh joki itu-itu saja. Buktinya di antara banyaknya kelas yang dilombakan tidak ada joki yang memenangkan lebih dari 2 kelas.
Sebelumnya, ada beberapa nama joki senior seperti Eko Sulistyo yang bisa memenangkan banyak sekali kelas di dalam sebuah balapan, apakah ini disebabkan oleh adanya sensor satu titik yang mulai diberlakukan di ajang-ajang besar seperti Drag Bike TPM ini.
Sensor satu titik memerlukan felling ketepatan saat melesat start. Sensor satu titik yang dimaksud yaitu, sebelum lampu hijau menyala, posisi motor harus benar-benar diam, jika gerak sedikit bakalan terkena jump start.
” Sensor satu titik memerlukan ketepatan saat membuka gas, salah sedikit bisa fatal. Jika dulu saat lampu kuning kedua saja kita sudah bisa geber saat ini tidak bisa, makanya masih banyak yang jump start. Untungnya saya sudah biasa menjajal sensor seperti ini di ajang Drag Bike Jawa Timuran.” tutur Dadang Jamprong, joki asal Kediri yang membela tim JFK TYB K- Ijo VND yang bisa jadi jawara di kelas DB1 ( Sport TU 155cc ) yang catatan waktunya jadi best time di ajang ini.
Tidak hanya Jamprong saja, Saiful Cibef joki Drag asal Jakarta juga mengatakan hal demikian. ” Pokoknya kita dituntut lebih cermat melihat lampu start.” tutur Cibef yang juara di kelas Matic 200cc membawa motor GF Racig Team.
Dengan ini para joki yang biasanya piawai untuk mencuri waktu pada saat start, kini sudah tidak berkutik dan kesempatan untuk para joki baru yang masih belum bisa mencuri waktu saat start, bisa menunjukan skillnya. luvo