BalapMotor.Net – Pada tiga putaran awal Kejurnas Pirelli Motoprix IRC RCB Honda NHK SSS Yamaha Region II Jawa, terlihat semakin banyaknya peminat pada kelas pemula B yaitu MP5 dan MP6. Tetapi, semakin banyaknya bibit pembalap yang usianya dibawah 12 tahun menjadi sebuah permasalahan.
Mereka harus bertanding dengan para pembalap yang lebih besar tubuhnya. Ini karena pada kelas pemula B MP5 dan MP6 umur dibatasi sampai 16 tahun. Saat dicermati juga, sebagian besar peserta pada kelas ini mempunyai umur antara 13-16 tahun.
Nah, dengan ini para pembalap dengan usia 12 tahun kebawah akan sulit untuk bisa bersaing dong, apalagi bagi mereka yang baru. Makanya banyak usulan dari beberapa pihak akan dibukanya kelas pemula C khusus usia dibawah 12 tahun.
Pada putaran ketiga Kejurnas Pirelli Motoprix IRC RCB Honda NHK SSS Yamaha Region II Jawa 2018 di Wonosari akhir pekan lalu (13/5) dibuka nih kelas yang bisa jadi menjadi wadah bagi mereka. Kelas tersebut adalah kelas Bebek 150cc ECU Standar dibawah 12 tahun.
Sebenarnya kelas ini juga pernah dibuka pada putaran perdana HDC di Cimahi pada 22 April yang lalu. “Kasihan mas kalau anak-anak kecil harus tarung dengan pembalap yang lebih besar. Selain itu pastinya akan membahayakan juga,” terang Triswahyudi alias Nto-Nto owner Creampie Muffler yang menurunkan anaknya M Diandra (10 Tahun) pada kelas pemula B.
“Saya berharap dibuka juga kelas pemula C khusus untuk pembalap dibawah 12 tahun.” Tambah Triswahyudi yang juga berharap kelas Bebek 150cc ECU Standar khusus usia dibawah 12 tahun terus digelar di semua seri Motoprix Jawa ini.
Direktur Balap Motor/Drag Bike PP IMI yaitu Donny Maharjono saat disinggung penulis mengenai kelas ini juga sepertinya mendukung. “Akan kita pertimbangkan,” terang Donny Maharjono saat melihat langsung balapan kelas Bebek 150 ECU Standar dibawah 12 di Wonosari kemarin.
Tetapi nih, ada yang perlu dibahas lagi jika benar kelas ini akan dibuka. Mayoritas pesertanya adalah para pembalap penunggang Honda Sonic 150. Sementara itu untuk Yamaha MX-King hanya beberapa saja.
Menurut Widya Krida Laksana selaku punggawa GDT Racing Jogja mengatakan bahwa jika regulasinya seperti itu MX King berat. “Wah kalau regulasi itu sepertinya berat untuk MX King mas, harus ada perubahan biar seimbang,” ujar Widya Krida Laksana saat ditemui penulis di markasnya dikawasan Berbah, Sleman, DIY sebelum balapan kemarin.
Ya, intinya penulis sangat mendukung kelas ini. Pada intinya kelas untuk menampung para pembalap usia dibawah 12 tahun dengan spek motor mendekati standar dan murah meriah ongkos modifikasinya biar semakin ramai balap Indonesia.| Luvo