BalapMotor.Net – Seperti telah diulas pada tulisan sebelumnya (cek di sini), ajang Kejurnas Drag Bike Region II putaran ke-5 yang berlangsung di Sirkuit Lanud Gading, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta berakhir dengan memperihatinkan (27/8). Peserta yang telah hadir dan melakukan pendaftaran kembali menarik diri dan lebih memilih jalan pulang.
Hal tersebut terjadi bukan tanpa suatu alasan. Tentunya peserta yang telah hadir jauh dari rumahnya harus kembali berfikir atau dalam bahasa mudahnya ‘hitung-hitungan’. Terlebih lagi mereka yang tak punya poin, harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit namun soal hadiah yang diterima nanti tak akan maksimal.
Itu soal persiapan seperti transport, setting motor sebelum berangkat dan lainnya. Ditambah biaya pendaftaran yang tak sedikit, itu juga kalau motor maksimal. Kalau apesnya motor rusak bisa dipastikan mereka akan sangat dirugikan.
“Peserta sedikit mas, dari pada beresiko mending pendaftaran saya batalkan. Toh saya di sini gak ada poin, terlebih lagi pendaftaran kejurnas tidak sedikit, dan parahnya lagi harus gunakan 2 ban wajib di event kejurnas.” Sebut salah satu pembalap yang enggan disebutkan namanya.
Memang pada putaran ke-5 Kejurnas Drag Bike Region 2 (Jawa) diwajibkan peserta yang bertarung di kelas poin (Kejurnas) harus menggunakan 2 ban ‘wajib’ kejurnas yakni swallow. Sebagian mereka memang belum memiliki, kalau harus beli juga tidak sedikit biaya yang harus di keluarkan.
Sementara bagi promotor memang bingung harus berbuat apa. Untuk ban ‘wajib’ memang sudah peraturan yang dikeluarkan oleh PP IMI Pusat. Dari pada kita lakukan bebas nantinya kita yang akan kena pinalti dari PP IMI.
“Bisa dilihat mas seperti ini keadaannya. Mau gimana lagi, solusi coba saya berikan dengan tetap memberikan hadiah meskipun hanya 5 starter di setiap kelas. Meskipun peraturan yang tercantum dalam buku tidak harus memberikan hadiah kepada 5 starter.” Ujar Najib M. Saleh, komandan Venture Sport Club (VSC) yang tetap tegas mengikuti aturan dari PP IMI.
“Meski seri ke-5 untuk kelas Kejurnas hanya mementaskan 2 kelas saja, namun aturan tetap kita jalankan. Putaran ke-5 ini juga masuk dalam poin keseluruhan Kejurnas Drag Bike 2017.” Jelas Haji Wardani, Ketua Juri PP IMI Pusat.
Nah, bagi pihak sponsor sendiri juga cukup bingung dengan putaran ke-5 Kejurnas Drag Bike di Yogyakarta ini. Swallow sebagai salah satu ban produk dalam negeri yang ikut mensyuport Drag Bike di Indonesia ini berharap kedepannya akan lebih baik lagi, paling tidak seperti seri sebelumnya di Jatim, Jateng dan Jabar.
“Saya jujur kaget mas, ada apa ini. Padahal Yogyakarta terkenal gudangnya mekanik drag bike. Kalau masalah pada tahun lalu tentang kejurnas drag bike yang katanya tidak memuaskan memang saya kurang paham. Saya baru gabung pada kejurnas drag bike di tahun 2017 ini setelah di gandeng oleh IMI. Sebelumnya kita fokus di Grasstrack. Namun kita tidak kapok, kita juga akan berusaha untuk berikan yang lebih baik lagi.” Ujar perwakilan pihak Swallow.
Bayu Ucil selaku joki yang masih bertahan dan tetap mengikuti perlombaan juga angkat bicara. “Pada intinya buat privater cukup berat mas. Mereka tentunya telah berfikir dan sikap yang diambil memang untuk kebaikan meraka. Toh mereka juga sudah rugi dengan uang perjalanan untuk ke sini.” Ujarnya.
Oke deh, semoga ke depan lebih baik lagi dan kejadian seperti ini tak terulang kembali. #MariBerprestasi
(Yugo)