BalapMotor.Net – Janjikan keluarkan tiga jenis Ban, ternyata IRC hanya turunkan dua jenis ban pada Grand Final Suzuki Indonesia Challenge (SIC) season 2 (20/12) di Sirkuit Sentul, Bogor. Merk ban ternama Indonesia ini hanya turunkan dua jenis ban karena beberapa factor yang tertentu.
Pada babak terakhir (22/11) di Sirkuit Kalan, Samarinda melalui Technical Manager IRC Tire Yulfahmi memaparkan akan siapkan tiga jenis ban pada laga final di Sentul Bogor. Yulfahmi memaparkan akan keluarkan jenis ban Slic, Intermediet dan Wet. Namun pada final kenyataanya IRC hanya turunkan dua jenis ban. Sebab, pada laga final cuaca buruk menghantui kota Bogor. Ini yang membuat dua jenis ban sudah cukup untuk laga akhir pekan lalu.
“ Pada laga ini kita turunkan dua jenis ban yaitu fasti 2 dan fasti 3. Ada Fasti 3 untuk Wet race yaitu untuk keadaan hujan. Sedangkan fasti 2 untuk cuaca berlanjut hujan berhenti kita pake Intermediate,” ujar Arijanto Notorahardjo selaku General Manager Marketing and Sales Retail.
Pemberian ban ini sengaja dilakukan oleh IRC untuk para pembalap muda berbakat yang mengikuti even Suzuki. Kegunaan ban IRC pada even IRC sangatlah bermanfaat, sebab IRC selaku sponsor untama tidak mau mengecewakan dan mau membantu prestasi dari calon bibit pembalap muda Indonesia.
“ Kita kasih dua ban ini karena ga mungkin kita turunkan fasti 1 yaitu slik pada kondisi ini. Kita kasih dua dan ban ini berguna untuk motor bisa keluar performanya dan bisa menunjukan kemaksmilan tenaga mesin. Ini membantu pembalap agar bisa tunjukan prestasinya,” tutur Arijanto ditemui langsun BalapMotor.Net.
IRC sangat menyuport even dari Suzuki ini. Produk ban ternama ini siap untuk terus bantu Suzuki untuk mencar bakat para pembalap muda untuk mewakili Indonesia di kancah Internasional. Ketertarikan IRC memberi support ke even Suzuki karena produkan motor ternama di Indonesia sangat baik dan Arijanto ingin melihat bibit muda yang lain untuk mengharumkan nama Indonesia.
“ Kami berkomitmen untuk terus dukung SIC 2016. Karena kalua kita lihat Suzuku memilih satu hal yang berbeda, di mana penjaringan penjaringan bibit muda dilakukan secara berjenjang. Kita berharap nanti bisa melahirkan pembalap seperti Rafid Topan dan Andreas yang bisa berbicara sebagai jawara Asia,” tutup Arijanto. [ dewa ]foto : genji