BalapMotor.Net – Kalahnya kroser Indonesia di gelaran Motocross yang mendatangkan kroser luar negeri memang sudah biasa. Namun dengan didatangkanya mereka, tentu saja para kroser Indonesia bisa mendapatkan ilmu bertanding.
Di gelaran International Motocross Championship 2015 yang berlangsung di Karanganyar, Jawa Tengah (12-13/12) contohnya. Digelaran yang digagas oleh Frans Darmawan Saputra yang merupakan pemilik dari Solo Marmer Group ini para pembalap Indonesia harus rela diasapi lagi oleh pembalap luar negeri.
Di kelas MX2 International, Lewis Stewart dari tim Pertamax Racing Husqvarna Indonesia tidak mampu dilawan oleh para pembalap Indonesia. Lewis yang punya istri orang Bali ini juga tidak bisa dikalahkan di 2 moto oleh pembalap dari Jepang dan Thailand.
Sementara itu di kelas SE85cc, pembalap Thailand Kitsada Jamroonjaret juga mampu jadi juara umum di balapan kali ini. Kitsada yang juara nasional 2 tahun berturut-turut yaitu di 2014 dan 2015 ini mampu juara di race 1 dan kedua di race 2.
Saat ditelusuri oleh BalapMotor.Net di TKP, ternyata para pembalap Indonesia merasa bahwa sirkuit Option Platinum ini dianggap sulit. Kontur tanah yang lengket setelah terkena hujan menjadi tantangan buat para pembalap Indonesia. ” Tanahnya cukup lengket, jadi kita harus bekerja ekstra.” tutur Andre Sondakh pembalap asal tim Pertamax Racing Husqvarna Indonesia yang merupakan juara nasional MX di tahun ini.
Namun susahnya karakter tanah di trek yang berada di desa Plesungan ini ternyata sangat disukai oleh Lewis Stewart. Pembalap yang sering disebut si bule gila ini memang lebih suka trek yang menantang seperti ini.Dan di tahun ini Stewart baru merasa tertantang di seri Purwokerto dan di Karanganyar ini.
” Saya cukup menyukai karakter trek seperti ini. Karakter seperti ini juga ditemui di Purwokerto.” tutur Lewis Stewart.
Sementara itu untuk pembalap Thailand, Kitsada Jamroonjaret di seri kali ini terkendala motor yang kurang prima. Pembalap muda Thailand ini merasa motornya tidak seperti yang dia pakai di negaranya. : Motor saya disini lebih pelan dibandingkan motor saya di Thailand, itu saja kendalanya.” tutur Kitsada. Jadi intinya tetap saja, Indonesia kudu harus terus belajar dari datangnya para pembalap luar negeri ini. [ luvo ]