BalapMotor.Net – Kita pasti nya sudah mengetahui bahwa bobot joki drag bike Indonesia bisa dikatakan cukup ringan-ringan. Sepertinya juga tidak ada joki drag bike papan atas Indonesia yang punya tubuh gempal.
Bobot ringan joki drag sendiri bisa dikatakan sebagai salah satu kunci hasil maksimal saat berpacu mencari time terendah di trek lurus 201 atau 402 meter. Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah para joki tersebut menjalankan program diet agar postur dan beratnya terus terjaga?
Beberapa joki yang ditanyai oleh penulis sendiri mengaku kalau mereka tidak melakukan program diet atau menjaga pola makannya. “Nggak diet mas, los pokoknya. Makan malam juga los, hehehe. Segini saja harus ditambah bobotnya,” ungkap Raka Komang dan Adit Coco kepada penulis saat gelaran IDW ronde 4.
Perlu diketahui bahwa joki Drag Bike seperti Raka Komang asal Banyuwangi, bobotnya hanya 42 kg saja saat ditimbang di gelaran IDW. Lanjut Adit Coco bobotnya lebih berat 2 kg dibandingkan Raka.
Postur bawaan yang memang kurus tentunya menguntungkan mereka. Jadi tidak perlu diet atau menjaga pola makan. “Ini bawaanya sudah segini mas, jadi mau makan banyak atau sedikit tetap saja,” terang Jhon PK, joki asli Madura.
Meskipun tidak diet, Jhendra Peking joki asal Madiun mengaku kalau bobotnya sudah dirasa tidak standar barulah dia mengatur pola makan. “Kalau saya patokannya 47 kg, kalau lebih dari itu baru dikurangi makannya,”ungkap Jhendra.
Perlu diketahui juga bahwa pada beberapa kelas, memang sudah ada aturan bobot minimal motor dan joki. Makanya, untuk joki-joki kecil maka pada motornya harus ditambah pemberat, ini sama seperti di Kejurnas Road Race. (***)