BalapMotor.Net – Direktur olahraga Ducati yaitu Paolo Ciabati beri alasan penyebab Andrea Dovizioso tampil buruk di MotoGP 2020. Andrea Dovizioso secara mengejutkan gagal memaksimalkan ketiadaan Marc Marquez di MotoGP 2020.
Pebalap Ducati itu pada awalnya difavoritkan menjuarai musim ini setelah Marquez absen panjang akibat cedera parah di balapan pertama. Pasalnya, dalam tiga musim terakhir Dovizioso tampil sebagai runner-up di belakang rider Spanyol itu.
Namun, prediksi tersebut meleset. Dovizioso hanya mampu naik podium dua kali (finis ketiga di seri Spanyol dan juara di Austria) dalam empat balapan pertama, yang sekaligus pencapaian terbaik dia di musim ini.
Akhirnya Dovizioso harus puas finis keempat dengan perolehan 135 poin dengan selisih 36 poin dari Joan Mir, yang di luar dugaan tampil sebagai kampiun. Hasil itu juga menandai musim final Dovizioso bersama Ducati dan perpisahan sementara dengan MotoGP.
“Sudah pasti Anda mungkin memikirkannya karena kecelakaan yang dialami Marc di balapan pertama dan kemudian, sayang sekali, fakta dia tidak bisa kembali di sisa musim, kami akan menjadi salah satu kandidat untuk merebut titel juara dunia karena dalam tiga tahun sebelumnya kami selalu menjadi yang kedua di belakang Marc dengan Andrea Dovizioso,” kata Ciabatti di Crash.
“Tapi karena beberapa alasan, saya pikir format kejuaraan, balapan beruntun, sulitnya motor kami beradaptasi dengan ban belakang baru Michelin, dan juga fakta bahwa gaya balapan yang lazim dengan motor kami dengan paket yang sebelumnya tidak benar-benar bekerja dengan baik untuk beberapa pebalap, membuat kami kesulitan,” simpul dia.
Dovizioso meninggalkan Ducati setelah delapan tahun setelah gagal menjalin kesepakatan terkait kontrak baru. Menurut rumor yang berembus, berakhirnya kerja sama itu dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat terkait finansial.
Pebalap berusia 34 tahun itu berencana kembali pada musim 2022. Bagaimanapun, Dovizioso meninggalkan reputasinya sebagai pebalap terbaik kedua Ducati sejak Casey Stoner yang mempersembahkan gelar juara dunia di 2007.
“Kami menikmati kesuksesan bersama dengan Andrea Dovizioso. Sudah pasti memenangi 14 balapan dan menjadi runner-up di kejuaraan selama tiga tahun beruntun merupakan pencapaian bagus dan selalu sedih ketika sebuah relasi seperti ini harus berakhir,” ungkap Ciabatti.
“Saya rasa sudah pasti ada alasan untuk hal ini pada kedua pihak, tapi mungkin juga benar bahwa setelah delapan tahun bersama ada kebutuhan untuk membuka lembaran baru dan mencoba hal-hal baru dengan cara yang berbeda, dengan energi baru. Tapi kami menghargai delapan tahun kebersamaan itu dan hasil-hasil yang sudah dicapai karena jelas, Andrea, merupakan pebalap terbaik setelah Casey Stoner dalam hal kemenangan grand prix dengan Ducati dan ini adalah sesuatu yang akan selalu kami ingat,” cetus dia.