BalapMotor.Net – Jorge Lorenzo akui dirinya merasa senang jalani balapan bersama Ducati selama dua musim, kendati dirinya gagal memenuhi ekspektasi pabrikan asal Itali yang satu ini. Awal mula di datangkan dari Yamaha 2017, dia langsung di bebankan untuk bisa meraih gelar juara dunia, tapi X-Fuera justru mengalami kesulitan realisasikan hal tersebut.
Musim keduanya pun berjalan tidak mulus, di lima balapan awal selalu gagal podium. Setelah melakukan perbaikan dan membuat GP18 lebih sesuai dengannya, kemenangan pertama pun hadir. Kala itu Lorenzo memenangi MotoGP Italia. Tak sampai disitu saja, ia pun lanjutkan tren positif dengan meraih kemenangan di Barcelona.
“Saya merasa sangat istimewa, setelah satu setengah tahun berjuang dan tidak beruntung. Saya pikir kemenangan pertama harusnya hadir ketika balapan di Misano tahun lalu. Ketika kami benar-benar meraih kemenangan, kami sungguh menikmatinya,” ucap Lorenzo dikutip dari laman autosport.com.
“Kami mengulanginya lagi di Barcelona dengan beragam keuntunang, tempat kedua di Brno dan kemenangan ketiga di Austria ketika menang atas Marc [Marquez]. Dalam dua bulan kami menjadi yang terbaik. Saya seperti raja kala, hanya saja ketidak beruntungan menghambat kami meraih kemenangan dan podium lebih banyak lagi. Hal seperti ini bisa terjadi di MotoGP, karena ini adalah olahraga yang penuh risiko,” lanjutnya.
X-Fuera jelaskan bahwa karirnya di Ducati pasang-surut, tetapi dia mengatakan bahwa GP18 bisa menjadi motor yang komplet berkat kontribusinya. Karirnya di Ducati memang tak sebagus saat membela Yamaha, tetapi dia merasa senang bisa bersama Ducati. Lorenzo pun sesumbar jika dirinya diberikan waktu lebih lama lagi, tentu bisa meraih gelar juara dunia, tetapi hal tersebut tidak dilakukan oleh Ducati.
“Saya memang memiliki tahun-tahun yang sempurna, tapi sempat juga merasakan tahun yang sulit, setidaknya kami sudah mampu menunjukkan usaha maksimal untuk mengelola motor, saya bisa mengendarainya dengan cepat dan kami membuat GP18 motor yang memiliki kemampuan lengkap dan kami harus bangga dengan hal itu. Saya berkontribusi di situ,” papar Lorenzo.
“Saya sedih karena tantangan yang sesungguhnya untuk bisa memenangkan gelar juara dunia seperti apa yang pernah diraih Stoner pada 2007, tidak dapat terlaksana. Kami memiliki potensi untuk melakukan itu, jika mendapatkan waktu lebih lama lagi, kami bisa mencobanya. Saya punya keyakinan jika bertahan di tim ini, saya mampu kompetitif sejak balapan pertama, tidak seperti musim. Tetapi hal tersebut mustahil terealisasi,” tambahnya. [DK]