BalapMotor.Net – Ban balap Zeneos Victuro yang merupakan ban yang diproduksi oleh PT. Gajah Tunggal Tbk dan dijual di Filipina langsung menorehkan hasil menawan. Setelah di perkenalkan ke public Minggu lalu, ban tersebut mampu membuktikan kualitasnya pada gelaran Inside Racing Grand Prix (IRGP).
Lewat tangan John Emerson Inguito, rider dari tim 4S1M Yamaha Racing Team ban Zeneos Victuro mampu menjadi jawara kelas Underbone 150cc IRGP XII di sirkuit Carmona. Inguito mampu mengungguli pembalap lain seperti McKynley Kyle Paz dan Niel Jan Centeno yang juga merupakan pembalap papan atas Filipina.
Selain menjadi juara, ban Zeneos Victuro juga mampu mengantarkan John Emerson menjadi pemecah rekor best time di sirkuit Carmona. John mampu mencetak best time 47.2 detik, sebelumnya sendiri best di sirkuit yang mirip dengan sirkuit-sirkuit permanen di Indonesia ini adalah 47.7 detik, cukup jauh dipangkasnya. Ban Zeneos Victuro sendiri untuk motor balap underbone alias bebek di Filipina menggunakan ukuran 90/80-17 atau sama seperti pada balapan di Indonesia.
Hasil apik ini tentunya membuat Dodiyanto, selaku Senior Brand Executive & Product Development PT. Gajah Tunggal Tbk yang hadir langsung di sirkuit Carmona, Manila Filipina. “Jadi ban Zeneos Victuro pertama dipakai balap langsung bisa menjuarai kelas bergengsi di IRGP XII. Selain itu ban ini juga mampu memecahkan rekor time di sirkuit Carmona,” ujar Dodiyanto yang aslinya dari Lubuklinggau, Sumatera Selatan ini.
Dodiyanto yang absen pada gelaran Grand Final Kejurnas Motoprix 2018 di Surabaya dan Kejurnas IRS 2018 putaran keempat kemarin karena fokus di Filipina ini juga mengatakan kalau rekor tersebut akan menjadi rekor abadi.
“Rekor tersebut juga bakalan menjadi rekor abadi. Ini karena setelah ini sirkuit Carmona akan mengalami perombakan,” tambah Dodiyanto yang juga ikutan eksis bersama John dan kru tim 4S1M Yamaha Racing Team ini.
Nah, yang jadi pertanyaan adalah apakan ban Zeneos Victuro juga akan di terjunkan pada balapan nasional? Saat ditanyakan perihal hal tersebut, Dodiyanto memberikan jawaban singkat tapi penuh makna. “Mungkin saja pak, Jokowi dari Solo saja bisa jadi presiden,” ujar Dodiyanto. Oke deh pak, kita tunggu kejutan selanjutnya. | Luvo