RPM Start Stasioner, Antarkan Chodox Tercepat di FU 200

FU 200 Simple Ole Concept | Foto: Richard
LENKA MiniGPSSS Racing

BalapMotor.Net – Kalo kata MC kondang Beny Kimpling, ini adalah kelas Tor..Torr…Torrr. Bikin kuping sakit dan pipi bergetar saat berada dibelakang motor ini. Ya, kali ini ada berita menarik dari kelas Bebek 4T TU 200cc yang juga menjadi salah satu kelas poin di event AHRS IRC IDC 2016 Seri 5 Sleman kemarin (18/9). Di tahap final, sirkuit berstatus licin akibat hujan yang turun ketika sore. Butuh trik khusus dari pembalap untuk bisa menaklukan power besar khas 200cc dengan status sirkuit licin.

Salah satu trik yang digunakan adalah dengan menurunkan RPM start. Cara ini diakui telah digunakan oleh Chodox untuk mengunci posisi jawara di kelas ini. Bila tetap menggunakan RPM seperti biasa tentu hanya akan memutar roda ditempat semakin lama alias spin terlalu panjang, bahkan itu sangat berbahaya bila pembalap tidak bisa control motornya.

NHKhelm
Eko Chodox gunakan RPM stasioner di trek basah | Foto: Richard
Eko Chodox gunakan RPM stasioner di trek basah | Foto: Richard

“Puji Tuhan mas masih diberi podium tertinggi di kelas FU 200. Kunci bermain di trek basah sih harus turunkan RPM dan lebih konsentrasi di urut kopling. Khusus di FU200 dengan power mesin yang besar, saya lepas start hanya pake RPM stasioner dan urut kopling yang tepat agar tidak terlalu banyak spin dan dapat langsung melesat”, ungkap Eko Chodox sang eksekutor FU 200 Simple Concept Ole.

Sang maestro drag bike ini mampu tembus di 7,504 detik dan catatan tersebut jauh meninggalkan para rivalnya. Di posisi kedua ada Hendra Kecil yang di seri 5 kemarin sangat mencuri perhatian di klasemen poin ini. Hendra Kecil juga menggunakan motor yang sama dengan Chodox. Hendra hanya mampu tembus di 7,730 detik.

Di posisi ketiga ada FU Conk yang bernaung di tim SJP RC3 Modal Nekat. Alvan Cebonk sukses menaklukan motor ini dengan catatan waktu 7,810 detik. Di posisi ke-4 dan ke-5 ada dua FU CMT, yaitu FU Putra Tunggal Manahadap (Dafi Mini) 7,891 detik dan FU Aneka Group (Ade Mrongky) 8,016 detik. Cek HASILgaleri-foto-pertamax-drag-bike-banjarpatroman-52

Hasil di trek basah memang tidak bisa jadi patokan hasil risetan mesin. Power motor yang besar akan sangat sulit bila dimainkan di trek licin. Semoga di seri final nanti cuaca akan lebih bersahabat dan para pembalap dan tim juga akan tampil semakin maksimal. [ richard ]galeri-foto-pertamax-drag-bike-banjarpatroman-55

VND RacingVND RacingPARD
Artikulli paraprakGaleri Video Drag Bike AHRS IRC Sleman 18 September 2016
Artikulli tjetërTips Tingkatkan Akselerasi Matic Dengan Biaya Murah
Mahasiswa Semester akhir Universitas Jendral Soedirman Purwokerto yang hobi di dunia balap khususnya Drag Bike